BLONTANG-"PEMERINTAH VS CUKONG KAYU"

PEMERINTAH VS CUKONG KAYU
(Konsumen yang serakah)

Sore ini hujan lebat turun mencumbui bumi. Dari pagi tadi matahari enggan "nongol" menampakkan diri. Ditemani serantang (karena memang pake rantang) kopi dan singkong rebusan simbokku aku santai di ruang tamu sambil nonton tv. Ada topik menarik sedang dibahas, yaitu program baru dari "pak menteri semak belukar" (baca:kehutanan) kita, "penanaman sejuta pohon".

Patut disyukuri, dikala sang juragan kayu sibuk mempertebal kantong mereka dengan kayu gelondongan haram, ternyata masih ada saja seseorang yang menggunakan kekuasaannya untuk kemanfaatan orang lain (syukur !!!). Menanam sejuta pohon itu banyak lo … (dari pada cuma seratus atau bahkan sepuluh …). Tapi kira-kira brapa ya pohon-pohon yang ditebang "penyuka kayu" selama 5 tahun ?. sebaliknya berapa kali program penanaman pohon digelar oleh pemerintah selama 5 tahun ?.

Jika dirasa, selintas pertanyaan diatas bernada sinis, namun kenyatan dilapangan memang sungguh memprihatinkan. Dikala pemerintah punya canangan program bagus bagi kelestarian hutan kita, perusahaan-perusahaan "pembabat" hutan dengan seenaknya menggunduli hutan dengan dalih mereka sudah memegang ijin. Bayangkan, jika diasumsikan dalam sehari sebuah perusahaan mampu menebang 300 pohon saja, maka dalam lima tahun akan "terpenggal" 547.500 pohon dari bumi pertiwi. Jika perusahaan yang "katanya" punya ijin menggunduli hutan kita berjumlah 500 perusahaan saja, maka kita akan kehilangan 273.750.000 pohon selama 5 tahun. Sebuah angka yang fantastis bukan. Angka diatas hanya perkiraan saja, praktik dilapangan aku yakin pasti lebih banyak dari itu.

Wah, mumet aku mikirke …, kalo program pemerintah kita hanya menanam pohon untuk ditebangi para cukong kayu 20 tahun yang akan datang, kayaknya program ini jadi sesuatu yang muspro (baca: sia-sia). Tapi dari pada ndak berbuat apapun, kayaknya "jurus" pemerintah yang satu ini masih jadi jurus jitu.

Coba kalo kita semua sadar, kalo kita yang manusia ini masih sangat butuh ciptaan tuhan yang namanya tumbuhan. Bukankah pada pelajaran SD kelas 4 telah dijelaskan bahwa yang mampu menjadi produsen hanyalah tumbuhan. Pangkat prodesen ini disandang karena ia mampu memproduksi penyokong kehidupan manusia dan makhluk lainnya, yaitu makanan dan oksigen. Sedangkan manusia, kita hanya sebagai pengguna manfaat saja, untungnya tuhan menciptakan tumbuhan sebagai makhluk yang manut dan nurut. Bayangkan, apa jadinya jika pohon dapat melakuan protes dan menghentikan suplai oksigen bagi kita, (wah … pasti repot), mungkin akan ada SPBU pengisian oksigen dan dihargai per meter kubik. Selain itu kayaknya kita akan sangat irit menggunakan oksigen.

Gambaran diatas bukan sebagai sesuatu untuk menakut-nakuti. Aku hanya mencoba mengingatkan sesuatu hal yang kadang tidak kita pikirkan. Ternyata tumbuhan sangat berguna untuk manusia, maka berpritumbuhanlah kalian !.

Dari pada ngomong ngalor ngidul yang ndak jelas, bagusnya kita cari saja solusi yang mudah dan dapat kita lakukan. Nah, gimana kalo setiap dari kita melakukan penanaman pohon sesuai dengan rencana istri atau suami dan anak yang kita inginkan, dimulai dari sekarang. Tapi jangan lupa, habis ditanam kemudian dirawat, karena berdasarkan pengalaman, kayaknya tingkat keberhasilan tumbuh dari program penanaman pohon yang sudah ada sangat kecil karena lupa kalo pohon itu habis ditanam butuh dirawat untuk tumbuh. Kalo saat ini gencar terdengar slogan "one man one dollar", kayaknya juga perlu kita sosialisasikankan slogan "one man one tree". Mudah-mudahan dengan itu kita kembali menjadi bangsa yang bertugas mensuplai oksigen untuk bangsa lain. siapa tahu seabad lagi orang bernafas bayar, jadi kita masih punya penghasil devisa unggulan.

Hujan masih turun dan semakin lebat, kayaknya rebahan enak nih.

Blontang – 288/GPA